Jumat, 22 Desember 2017

Cara Menanam Cabai

Cabai? Kalian pasti butuh cabai kan kalau mau masak. Ada yang tahu harga cabai berapa? Yang aku tahu sih harga cabai tuh terkenal mahal. Padahal semua orang butuh cabai kan? Nah, banyak tuh ibu ibu rumah tangga yang mengeluh jika harga cabai sedang melonjak naik. Sebenarnya kita bisa menyiasati itu semua loh. Dengan cara apa? Dengan menanam cabai sendiri. Cara menanam cabai itu tidak terlalu sulit kok. Simak penjelasan berikut yaa!!
 

Cara menanam cabai dalam polybag :
1.    Pemilihan benih


       Untuk mendapatkan cabai berkualitas tentu perlu untuk memilih benih terbaik. Di pasaran banyak sekali tersedia berbagai jenis cabai mulai dari cabai hibrida sampai varietas lokal. Untuk cara penanaman kedua jenis cabai ini relatif sama tetapi khusus cabai hibrida biasanya untuk mendapatkan hasil maksimal harus diberikan obat-obatan tertentu.
      Jenis cabai hibrida banyak di-import dari Thailand dan Taiwan, sedangkan untuk jenis cabai lokal banyak ditanam di Kudus, Rembang hingga Tanah Karo, Sumatra Utara. Saat ini para petani lebih memilih bibit cabai lokal yang telah diseleksi karena produktivitasnya lebih baik daripada yang tidak diseleksi.
      Selain itu dari segi teknis cara menanam cabai lokal lebih mudah dibandingkan dengan cabai hibrida. Cuma dari segi produktivitas cabai hibrida lebih unggul dari cabai lokal. Untuk pemula yang baru belajar cara menanam cabai sebaiknya menggunakan bibit cabai lokal.
 

2.    Penyemaian bibit cabai
 
       Untuk menanam cabai di dalam polybag atau pot sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih. Proses pertama yang harus dilakukan adalah menyemai bibit dilahan. Hal ini untuk menyeleksi bibit cabai, agar bibit yang tidak bisa tumbuh dengan baik karena cacat atau memiliki penyakit tidak ditanam.
      Selain itu proses ini bertujuan untuk menunggu agar bibit cabai tumbuh cukup kuat untuk ditanam di tempat yang lebih besar. Untuk lahan tempat menyemai bibit cabai bisa dilakukan di polybag, pot, baki persemaian atau membuat petakan tanah. Untuk saat ini kita akan membahas cara penyemaian bibit pada petakan tanah.
      Langkah pertama adalah membuat petakan tanah dengan ukuran secukupnya. Buat campuran kompos dan tanah kemudian aduk hingga rata. Butiran tanah diolah dengan sehalus dan segembur mungkin. Tujuannya agar perakaran bisa menembus lahan dengan mudah. Buatlah petakan tanah dengan lebar 5-10 cm, kemudian buat larikan di atasnya dengan jarak 10 cm.
      Setelah lahan siap, langkah selanjutnya adalah memasukan benih cabai ke larikan dengan jarak 7,5 cm. Setelah itu siram untuk membasahi lahan dan tutup tipis dengan tanah atau kompos. Bila sudah selesai tutup lahan yang telah ditaburi bibit dengan karung goni basah dan biarkan 3 sampai hari. Pertahankan karung goni tetap basah sampai hari ke 4 biasanya bibit cabai sudah mulai muncul di permukaan tanah, kemudian buka karung goni tersebut.
      Bila bibit-bibit cabai sudah mulai tumbuh, buatlah penutup dari plastik transparan untuk melindungi bibit cabai kecil dari air hujan dan panas matahari langsung. Salah satu tanda bibit cabai sudah siap untuk ditanam adalah sudah adanya 3-4 helai daun dan bibit telah berumur sekitar 1 bulan.
 

3.    Penyiapan media tanam 
 
       Pilih polybag yang berukuran diatas 30 cm, agar media tanam cukup kuat menopang pertumbuhan tanaman cabai yang rimbun. Selain polybag, bisa juga digunakan pot dari jenis plastik, semen, tanah, atau keramik. Atau bisa juga menggunakan wadah-wadah bekas yang tidak terpakai lagi, beri lubang pada dasar wadah untuk saluran drainase. Cara menanam cabai dalam polybag bisa menggunakan media tanam dari campuran tanah, kompos, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan lain-lainnya.
 

4.    Pemindahan bibit
 
       Bila bibit sudah tumbuh cukup besar pindahkan bibit cabai dari tempat penyemaian ke dalam media tanam. Ketika memindahkan bibit cabai usahakan ketika suhu tidak terlalu panas, idealnya pada waktu pagi dan sore hari, dimana matahari tidak terlalu terik sehingga tanaman terjaga dari sengatan sinar matahari langsung.
      Lakukan pemindahan dengan hati-hati, perhatikan akar tanaman agar jangan sampai rusak. Buatlah lubang pada media tanam sedalam 5-7 cm. Bila pembibitan dilakukan di dalam polybag maka pindahkan bibit cabai bersamaan dengan polybag ke tempat yang lebih besar.
 

5.    Pemeliharaan dan perawatan
  • Pemupukan, berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu sendok makan NPK per polybag setiap bulannya. Atau apabila ingin menanam cabai secara organik, sebagai gantinya semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal kompos atau pupuk kandang kambing pada saat tanaman mau berbuah.
  • Penyiraman, tanaman cabai sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.
  • Pengajiran, setelah tanaman cabai tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir bambu. Ajir ini berguna untuk menopang tanaman agar berdiri tegak.
  • Perompesan, tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya dihilangkan (dirompes). Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah tanam, perompesan biasanya dilakukan tiga kali hingga terbentuknya cabang. Gunanya agar tanaman tidak tumbuh kesamping ketika batang belum terlalu kuat menopang.
  • Hama dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan apabila tanaman terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada hama putih semprot dengan pestida, bila terlihat ada bakal ulat semprot dengan insektisida secukupnya, kalau terlihat jamur gunakan fungisida.

Nah, seperti itulah cara menanam cabai dalam polybag. Mudah kan? Coba deh dirumah. Lumayan kan bisa irit uang belanja. Silahkan mencoba!!

Kamis, 21 Desember 2017

Pupuk Organik


Kalian semua pasti tahu pupuk kan? Iya, bahan yang digunakan untuk menyuburkan tanaman. Ternyata pupuk itu mempunyai berbagai macam jenis loh. Ada pupuk anorganik dan pupuk organik. Disini kita akan sedikit membahas tentang pupuk organik. Yuk kita simak!!


Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Jenis-jenis pupuk organik :

1. Pupuk kandang  

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.

Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum.Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.

Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia optomal.

Selain menyuburkan tanah, serta memberikan unsur hara, pupuk kandang juga memiliki manfaat yang lain yaitu :
  • Membantu penyerapan air hujan
  • Meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat air
  • Mengurangi erosi
  • Membuat tanah lebih subur, gembur dan mudah diolah
Namun, dalam pengunaan pupuk kandang, diperlukan kehati-hatian. Jika pupuk kandang masih “mentah”, dapat menyebabkan tanaman menjadi layu, bahkan mati. Hal ini disebabkan oleh proses penguraian karbon (C), yang akan meningkatkan temperatur tanah. Kenaikan suhu inilah yang menyebabkan tanaman menjadi layu.

Untuk mengetahui apakah pupuk kandang sudah siap pakai, perhatikan tanda-tanda sebagai berikut :
  • Tidak berbau.
  • Warnanya lebih gelap.
  • Mudah hancur.
  • Terasa dingin jika dipegang.
2. Pupuk hijau 


Pupuk hijau adalah pupuk yang berasal dari dekomposisi sisa tanaman. Secara umum, hampir semua jenis tanaman bisa dijadikan sumber pupuk hijau. Namun sebaiknya gunakan tanaman yang memiliki kandungan humus total tinggi, kandungan nitrogen tinggi dan rasio C/N (nisbah karbon terhadap nitrogen) rendah.

Berikut ini beberapa jenis tanaman yang biasa dijadikan sumber pupuk hijau.
a. Sisa tanaman produksi
sisa panen yang telah diangkut oleh petani. Sisa tanaman itu akhirnya dibakar dan dapat dijadikan menjadi pupuk hijau
b. Tanaman pagar
Pupuk hijau bisa didapatkan dengan menanam tanaman sumber di sela-sela tanaman inti. Para petani biasa menanamnya di lorong antar bedengan tanaman utama.
c. Tanaman penutup tanah
Ada dua jenis tanaman penutup tanah yang biasa digunakan sebagai sumber pupuk hijau. Pertama, tanaman yang ditanam pada masa bera atau masa ketika lahan tidak digunakan. Kedua, tanaman yang ditanam berdampingan dengan tanaman inti.
d. Tanaman liar
Selain dari tanaman yang secara sengaja kita tanam, pupuk hijau juga bisa diambil dari tanaman liar. Tanaman ini biasanya tumbuh liar disekitar lahan pertanian, biomassanya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk hijau.

Keunggulan penggunaan pupuk hijau:
  • Memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah
  • Mampu mencegah erosi tanah
  • Berpotensi mendatangkan manfaat lain, seperti kayu bakar, pakan ternak, atau buah yang bisa dimakan
  • Cocok untuk daerah yang sulit dijangkau, karena bisa ditumbuhkan secara in situ
  • Menurunkan asupan luah bahan pertanian, lebih baik bagi lingkungan hidup
Kelemahan penggunaan pupuk hijau:
  • Memerlukan benih dan menanamnya
  • Menghilangkan kesempatan untuk menanam tanaman inti lebih sering
  • Memerlukan tenaga lebih untuk menumbuhkannya
  • Berpotensi mendatangkan hama dan penyakit pada tanaman inti
  • Berpotensi menjadi gulma
3. Pupuk kompos 


 Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup.

Jenis – jenis pupuk kompos
    1. Pupuk kompos aerob
Pupuk kompos aerob nerupakan pupuk kompos yang memerlukan atau melibatkan oksigen dalam pembuatannya.  Bahan dasar pembuatan pupuk kompos aerob sama dengan pembuatan kompos lainnya pada umumnya, misalnya kotoran hewan, sisa tanaman, maupun campuran sisa bahan industri pertanian. Proses pengemposan ini akan memakan waktu sekitar 40 – 50 hari bahkan lebih, ketidak efektifan waktu pembuatan pupuk kompos aerob tergantung dengan dekomposernya.
    2. Pupuk bokashi
Pupuk bokashi atau pupuk anaerob merupakan pupuk yang sangat populer dan banyak digunakan di berbagai macam kalangan pertanian. Pupuk ini melibatkan oksigen melainkan EM4 dalam proses utamanya hingga selesai. Pembuatan pupuk bokashi memang terbilang sangat singkat atau cepa karena di bantu dengan bantuan mikroorganisme. Dengan adanya mikroorganisme akan membantu proses penguraian atau fermentasi  pupuk bokashi sehingga terbilang sangat cepat dan singkat.
    3. Pupuk organik cair ( POC )
Pupuk organik cair atau biasa dikenal dengan POC ini berlangsung dengan adanya proses aerob maupun anaerob. Pupuk organik cair lebih efektif untuk tanaman, karena penyerapan media tanah dan tanaman akan tergolong lebih cepat di bandingkan dengan pupuk lainnya. Pemupukan bahan organik cair ini memiliki keunggulan seperti, menyiram tanaman, memupuk tanaman dan memperbaiki media tanah.  Penggunaan pupuk organik cair yang baik dan efektif sebaiknya dilakukan dengan menyiram bagian daun bukan dengan langsung ke bagian akarnya, kecuali pada tanaman hidroponik dengan takaran tertentu.
    4. Vermikompos
Jenis pupuk ini menggunakan mikroba atau mikroorganisme untuk membantu proses penguraian kompos. Mikroba yang digunakan adalah cacing tanah jenis Lumbricus  atau jenis cacing lainnya yang membantu dala  proses penguraian.  Jenis mikroba lain yang dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos adalah belating ( Maggot black soldier fly ), dibuat dengan memasukan atau memberikan bahan organis dalam suatu wadah tertentu.

Pupuk kompos yang baik memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1.Baunya sama dengan tanah, tidak berbau busuk
2.Warna coklat kehitaman, berbentuk butiran gembur seperti tanah
3.Jika dimasukkan ke dalam air seluruhnya tenggelam, dan air tetap jernih tidak berubah warna
4.Jika diaplikasikan pada tanah tidak memicu tumbuhnya gulma.

Kekurangan pupuk organik :
1. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
2. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk pengangkutan dan implementasinya.
3. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara, pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan.

Keunggulan pupuk organik :
1. Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).
2. Pupuk organik mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.
3. Pupuk organik mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.
4. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
5. Menjadi penyangga pH tanah.
6. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
7. Membantu menjaga kelembaban tanah
8. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
9. Tidak merusak lingkungan.

Nah, kurang lebih seperti itulah pupuk organik. Semoga bermanfaat.

Makalah Fungsi Tanah Dalam Pertanian



MAKALAH

FUNGSI TANAH DALAM PERTANIAN

PROGRAM STUDY AGRIBISNIS

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian
Dosen: Arif Prashadi Santosa, S.Tp.,M.sc


Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Nabil Jati Wijaya (1704010004)
2. Shita H.W. (1704010007)
3. Anik Nur Safitri (1704010009)
4. Ovy Adam Pradenta (1704010011)
5. Yanuar Ria A.W. (1704010012)
6. Hartinah (1704010015)
7. Hartini (1704010016)
8. Khoir Utama W. (1704010019)
9. Heru Wibowo (1704010022)
10. Sherly Wardani (1704010029)
11. Angger Gilang P. (1704010036)


FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL……………………………………………………..............   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..............   ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………............   iii
BAB 1 PENDAHULUAN
                        I.          Latar Belakang……………………………………………….........   1
                     II.          Rumusan Masalah………………………………………..…..........   1
                  III.          Tujuan…………………………………………………….…..........   1
                  IV.          Manfaat……………………………………………………….........   1
BAB II ISI
                        I.          Definisi Tanah……………………………………………….........   2
                     II.          Jenis Jenis Tanah di Indonesia……………………………….........   7
                  III.          Fungsi Tanah…………………………………………………........   9
BAB III PENUTUP
                        I.          Kesimpulan……………………………………………….…........   11
                     II.          Saran………………………………………………………….......   11






KATA PENGANTAR



Puji  syukur  kehadirat  Tuhan  Yang  Maha  Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan  harapan  kami semoga makalah  ini  dapat  menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat  mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.





Purwokerto, 6 November 2017

Penyusun



Kelompok 1






BAB I

PENDAHULUAN



     I.   Latar Belakang

Tanah  tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Ketergantungan kita terhadap tanah sangat tinggi, terutama menyangkut sektor pertanian. Dalam kehidupan  masyarakat jawa istilah tanah memiliki definisi  yaitu untuk menunjukkan suatu area yang dibatasi oleh penanda wilayah. Namun, jika kita pahami lebih dalam maka dapat dilihat bahwa tanah mempunyai arti yaitu suatu substansi yang berasal dari pelapukan batu, tumbuhan, atau campuran dari keduanya.


II.   Rumusan Masalah

1.         Apa definisi tanah secara umum?

2.         Apa saja jenis jenis tanah yang ada di Indonesia?

3.         Apa fungsi tanah dalam pertanian?

III.   Tujuan

1.      Pembaca dapat mengerti dan memahami definisi tanah secara umum.

2.      Pembaca dapat mengerti dan memahami jenis jenis tanah yang ada di Indonesia.

3.      Pembaca dapat mengerti dan memahami fungsi tanah dalam pertanian.

IV.   Manfaat

1.      Pembaca dapat mengetahui definisi tanah secara umum

2.      Pembaca dapat mengetahui jenis jenis tanah yang ada di Indonesia

3.      Pembaca dapat mengetahui fungsi tanah dalam pertanian






BAB II

ISI

I.   Definisi Tanah

Menurut Ensiklopedi Indonesia, tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.
Menurut Ramman ,tanah adalah lapisan terluar dari bumi yang padat yang terdiri dari campuran material batuan dengan sisa-sisa bahan organik.
Menurut Hilgard , Ahli Tanah dari Amerika tanah adalah material lepas-lepas dan agak kering yang dipakai untuk tempat akar tanaman dalam mencari makanan dan sarana pertumbuhan tanaman.
Tanah menurut Soil Science Society of America, 1995 Tanah adalah sistem kehidupan yang menggambarkan sumberdaya terbatas bagi kehidupan di muka bumi. Tanah berupa lapisan tipis terdiri atas mineral dan bahan organik pada permukaannya.Tanah terbentuk secara lambat dari berbagai bahan asal, yang dimodifikasi oleh waktu, iklim, makro dan mikroorganisme, vegetasi, dan topografi. Tanah merupakan campuran yang kompleks dari mineral, bahan organik, dan mahluk hidup yang berinteraksi secara terus menerus terhadap tekanan biologis, kimiawi, dan fisik.




Faktor terbentuknya tanah





Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah ada 5 yaitu :

1.  Bahan Induk adalah bahan yang akan terbentuk menjadi tanah. Bahan ini dapat berupa batuan dan bahan organik. Batuan yang dapat membentuk tanah adalah seperti batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sedangkan bahan organik adalah bahan yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup, baik hewan maupun tumbuhan.

2.  Iklim merupakan faktor utama pembentuk tanah , sedangkan unsur utama iklim yang berperan penting dalam proses pembentukan tanah adalah suhu udara dan curah hujan.

3.  Organisme yang dimaksud adalah hewan dan tumbuhan. Organisme sangat berpengaruh pada proses pembentukan tanah, baik sebagai bahan induk maupun pembentukan tanah.

4.  Relief, Pembentukan tanah akan lebih cepat jika terjadi didaerah dataran yang memiliki efek datar. Pada lerang yang semakin curam erosi makin hebat, sehingga menggangu proses pembentukan tanah. Pada tanah yang datar infiltrasi air hujan juga besar sehingga proses pembentukan tanah akan sangat baik.

5.  Waktu, semakin lama waktu pembentukan tanah maka semakin tebal pula tanah yang terbentuk. Dalam satu tahun rata-rata pembentukan tanah hanya 3mm. Mohr membedakan lima tahap pembentukan tanah:

a.       Tahap Permulaan, bahan induk belum mengalami pelapukan.

b.      Tahap Juvenil, proses pelapukan sudah mulai berjalan.

c.       Tahap senil, proses pelapukan sudah berlanjut.

d.      Tahap akhir, proses pelapukan sudah berakhir.

Properti atau kandungan dari ciri-ciri tanah secara fisika:

1)   Tekstur tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan partikel pasir, debu dan lempung dalam suatu massa tanah. Partikel pasir berdiameter 0,05 – 2 mm, partikel debu berdiameter 0,002 – 0,05 mm, dan patikel lempung berdiameter  ± 0,002 mm.

2)  Struktur tanah

Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah yang membentuk agregat tanah dalam berbagai bentuk, ukuran dan kemantapan. Kegiatan petani seperti pembajakan, pemupukan dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah asli. 

3)  Konsistensi tanah

Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembaban. Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur, kadar bahan organik, kadar koloid, dan terutama lengas tanah.
4)  Warna tanah

Tanah memiliki warna yang bermacam-macam, perbedaan warna tanah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar bahan organik, kadar mineral dan lengas (kelembaban) tanah. Semakin tinggi kadar bahan organik, semakin gelap atau hitam warna tanah. Mineral kapur, kaolin, kuarsa, dan feldsfar menambah putih warna tanah. Zat besi dan hematite, magnetik dan limonit member warna merah , coklat atau kuning pada tanah. Semakin tinggi tingkat kelembaban tanah, semakin gelap warna tanah

5)  Suhu tanah

Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan mikrobiologi dan percambahan jenis tanaman. Secara umum, semakin tinggi suhu sampai batas tertentu makin meningkatkan mikrobiologi dan percambahan biji tanaman.

6)  Lengas tanah

Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori tanah yang berada di atas muka air tanah. Air yang terdapat di pori-pori tanah yang jenuh air dan air tanah tidak termasuk dalam lengas tanah.

7)  Udara tanah

Akar tanaman membutuhkan udara (O2) untuk bernapas, udara tanah dipengaruhi oleh genangan air, beberapa tanaman, seperti padi sawah, kangkung, dan bakau tidak terpengaruh genangan air karena memiliki akar napas.

8)  Porositas tanah

Porositas tanah adalah perbandingan pori-pori dalam tanah dengan volume massa tanah yang dinyatakan dalam persen. Tanah yang mudah atau yang cepat meresapkan air disebut tanah porous karena memiliki rongga pori-pori yang dominan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat porous. Tanah yang bertekstur lempung tidak porous.

9)  Permeabilitas tanah

Permeabilitas tanah adalah kecepatan air merembes ke dalam tanah ke arah horizontal dan vertikal melalui pori-pori tanah atau pula dapat diartikan dengan kecepatan tanah meresapkan atau meloloskan air dalam keadaan jenuh. Kecepatan perembesan air dipengaruhi oleh tekstur tanah.

10) Drainase tanah

Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. Air berlebihan yang menggenangi tanah disebabkan oleh pengaruh topografi, air tanah yang dangkal, dan curah hujan. Untuk mengatasi sifat drainase yang buruk dilakukan dengan membangun selokan-selokan.

II.   Jenis Jenis Tanah di Indonesia

1.         Tanah Organosol

Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi. Tanah Argosolmengalami pembusukan sehingga jenis tanah tersebut dapat berwarna hitam sampai yang paling terang berwarna cokelat. Tanah ini umumnya terdapat dirawa-rawa kalimantan, sumatra dan papua. Tanaman yang dapat tumbuh pada tanah jenis ini adalah tanaman padi, nanas, palawija dan karet.

Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara.

2.         TanahAluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Tanah Aluvial sangat cocok untuk tanaman persawahan. Persebaran tanah ini di daerah lembah sungai hingga dataran pantai.

Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.

3.         Tanah kapur
Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Tanah kapur hanya dapat di tanami tanaman palawija, hutan jati, steps, dan savana.
Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.

4.         Tanah Vulkanis
merupakan tanah yang terbentuk dari luapan lahar dan abu vulkanik yang berasal dari letusan gunung merapi. Saat gunung merapi meletus berbagai material yang ada didalamnya menyembur keluar.
Tanah ini biasanya terdapat didaerah lereng-lereng gunung berapi, misalnya di daerah jawa, sumatra, bali, minahasa, lombok, dan lain-lain. Tanaman yang tumbuh pada tanah Andosol ialah rumput, hutan hujan tropis dan bambu.

5.         Tanah Pasir
Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir.  Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan.
Tanah ini biasanya ditanami lada , kacang tanah dan kelapa.

6.         Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur. tanaman yang bisa tumbuh di tanah humus yaitu contohnya kelapa, nanas, dan padi
 Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi

7.         Tanah Laterit
Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium.
Tanaman yang dapat tumbuh ditanah jenis ini antara lain tanaman sayuran, padi, buah-buahan, palawija, karet, cengkih, kopi, kelapa sawit dan kakao.  Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan. Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.


8.         Tanah Podzolit

Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil. Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah
Tanaman yang cocok ditanami di tanah podzolit yaitu Kelapa, jambu mete, karet, dan kelapa sawit
.


III.   Fungsi Tanah

Beberapa fungsi tanah sebagai media tumbuh, yaitu :

1.         Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman.

2.         Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara).

3.         Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh, hormon, vitamin, asam-asam organik, antibiotik, toksin anti hama, dan enzim yang dapat meningkatkan ketersediaan hara).

4.         Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena       terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan      primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak      negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.



Fungsi tanah secara umum :

1.          Lokasi pembangunan berbagai infrastruktur.

2.          Sebagai Pencegah Banjir&Penahan Banjir.

3.          Sebagai Bahan Pembuatan Tanggul.

4.          Sebagai Bahan Pembuatan Seni.

5.          Sebagai Tempat Tinggal Hewan Di Dalam Tanah.


Beberapa peranan tanah antara lain :

1.          Tempat Hidup Hewan dan Bakteri.

        Tanah berfungsi sebagai tempat hidup bagi berbagai macam hewan. Selain hewan, pada tanah juga terdapat bakteri, meskipun tidak dapat dilihat pada saat pengamatan. Bermilyar-milyar hewan dan bakteri hidup di atas dan dalam tanah.

2.          Penunjang Kesehatan dan Penyedia Keperluan Manusia.

        Rumah sebagian besar manusia dibangun di atas tanah. Manusia juga menggunakan berbagai jenis tanah sebagai bahan bangunan rumah. Berbagai macam barang kerajinan dan perabotan rumah tangga juga banyak yang dibuat dari tanah.

3.          Penyedia Tambang atau Bahan Galian. 

        Tanah menyimpan berbagai macam logam, batubara dan minyak bumi yang dibutuhkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Seperti, Emas, perak, timah, dan benda logam lain tersebar luas di dalam tanah, tetapi hanya beberapa wilayah di Indonesia yang tanahnya mengandung logam-logam tersebut.

4.          Penyedia dan Penyaring Air.

        Air bersih yang berasal dari tanah biasanya dimanfaatkan untuk minum, mandi, mencuci, dan memasak oleh masyarakat. Air kotor sisa buangan rumah tangga atau industri ada yang diolah dan ada juga yang langsung dibuang ke tanah melalui aliran sungai. Beberapa bahan penyebab polusi (polutan) yang masuk ke tanah yang melalui air atau secara langsung masuk ke tanah dapat dinetralkan dan menjadi bahan yang tidak membahayakan lingkungan. Hal ini karena di dalam tanah terdapat bakteri atau mikroorganisme yang berfungsi menguraikan senyawa kompleks atau yang berbahaya menjadi lebih sederhana dan tidak merusak lingkungan.




BAB III

PENUTUP



I.         Kesimpulan

·           Tanah merupakan suatu medium alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat ,gas dan cair.

·           Jenis jenis tanah di Indonesia : Tanah Organosol ( Gambut ), Tanah Aluvial, Tanah kapur, Tanah Vulkanis, Tanah Pasir, Tanah Humus, Tanah Laterit, Tanah Podzolit.

·           Fungsi tanah dalam pertanian : tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman, penyedia kebutuhan primer dan sekunder tanaman, sebagai habitat biota tanah.



II.      Saran

Sebelum mulai bercocok tanam baik sayuran, buah, palawija maupun tanaman perkebunan serta tanaman keras lainnya, mengidentifikasi jenis jenis tanah disekitar sangat penting. Karena media tanam yang digunakan (jenis jenis tanah) menjadi dasar utama kesuksesan di sektor pertanian.




DAFTAR PUSTAKA


Asmoro, Apris.2015.”Ciri-Ciri Tanah”, https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2015/12/ciri-ciri-tanah-komposisi-tanah.html, diakses pada 4 November 2017

Aulialia.2016.”Faktor Pembentuk Tanah”, https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/faktor-pembentuk-tanah, diakses pada 4 November 2017

Fatma, Desi.2015.”4 Fungsi Tanah bagi Tanaman”,https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/fungsi-tanah-bagi-tanaman, diakses pada 4 November 2017.

Wijayati, Hasna.2016.”Jenis Jenis Tanah Di Indonesia”, https://portal-ilmu.com/jenis-tanah-di-indonesia/, diakses pada 4 November 2017.

Tugas Kewirausahaan Off Farm

MAKALAH PEMANFAATAN   SABUT KELAPA DI DAERAH CILACAP Mata Kuliah : Kewirausahaan Off Farm Dosen Pembimbing : Watemin,S.P.,M.P. ...